Katakanlah namanya Lisa, nama biasa saja tidak menunjukkan sesuatu nama kemoderenan yang dilahirkan dari keluarga suku jawa biasa, maksudnya ningrat bahkan dari ceritanya masyarakat pada umumnya, tetapi menunjukkan sosok yang sederhana, bersahaja seperti pada umumnya gadis jawa, tetapi Lisa juga adalah orang yang ulet, pintar, pekerja keras dan tidak takut sama siapa pun. Saya mengenalnya karena sama-sama bekerja di sebuah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) di bawah naungan LSM Internasional yang bergerak dalam Pengembangan masyarakat di daerah tertinggal. Karena perilaku dan karakternyalah sehingga dipercaya untuk menangani beberapa proyek pengembangan masyarakat yang salah satunya adalah proyek atau program dimana saya berkecimpung di dalamnya.
Tetapi itu dulu, satu tahun yang lalu Lisa memilih untuk pulang ke Jawa setelah, katanya, kontraknya habis. Walau begitu kami kadang selalu memberi kabar tentang perkembangan program yang ada di daerah binaan kami, atau hanya sekedar say hello. Sebelum Lisa menyelesaikan kontraknya, kurang lebih setahun, datang seorang lelaki -katakanlah namanya Gunawan- bergabung juga dengan aktivitas kami. Meskipun Gunawan belakangan gabung dengan LSM ini dibandingkan saya, namun rupanya staf-staf di LSM ini sudah lama mengenal Gunawan termasuk pimpinan kami yang orang asing dan tentunya juga si Lisa itu. Akhirnya saya mengerti dari informasi masyarakat desa binaan bahwa ternyata Lisa dan Gunawan itu sebelumnya ada hubungan (baca : pacaran) dan pernah datang juga ke desa itu sehingga tidak asing lagi bagi masyarakat di sana. Pantas saja kelihatan di antara mereka seperti dekat sekali. Hanya yang menjadi sesuatu pertanyaan bagi masyarakat dan tentu saja saya adalah bahwa hubungan mereka sudah tidak ada lagi, artinya sekarang ini hanya sekedar teman kerja saja. Apa yang terjadi saya juga tidak tahu sama seperti masyarakat di desa itu.
Pernah saya singgung keduanya atau salah satunya untuk melanjutkan hubungan itu, tentu saya sampaikan dengan cara yang tidak menyinggung atau dengan godaan-godaan. Saya pun pernah tanya secara pribadi baik ke Lisa atau Gunawan kenapa sampai putus. Hanya keduanya atas pertanyaan saya dijawab dengan tertawa saja. Entah mungkin karena mereka menganggap saya bukan sebagai tempat untuk mengungkap sesuatu. Padahal saya termasuk tua dibandingkan mereka, saya yang sudah menginjak setengah abad dengan anak yang sudah besar-besar juga, belum menjamin untuk mereka bercerita tentang masa lalunya. Yaa, sudah...saya fikir mereka orang yang sudah dewasa, sehingga tahu mana yang terbaik bagi mereka sendiri.
Sepeninggalnya Lisa, praktis kegiatan di desa binaan lebih banyak saya dan Gunawan yang beraktifitas. Sehingga hubungan saya dengan dia juga semakin akrab walau dari segi umur dari kami jauh berbeda. Apalagi dari struktur, dia adalah Bos saya yang menyediakan segala kebutuhan bagi proyek kami berdua. Bukan saja dengan saya pribadi dengan keluarga saya terutama istri saya Gunawan juga sudah tidak sungkan-sungkan. Biasa datang ke rumah, kami jamu dengan kesukaannya dengan mie pangsit yang dibeli di warung dekat rumah. Hingga suatu hari kami mau mengunjungi sebuah undangan perkawinan, rencana saya dengan Gunawan mau berangkat dengan naik sepeda motor saja, tetapi Gunawan mau mengajak temannya sehingga kami pakai dua motor -dia dengan temannya dan saya sendiri. Ketika saya sudah bersiap-siap untuk pergi, motor pun sudah stand by di tempatnya, tiba-tiba tanpa ba-bi-bu Guanwan nongol di muka pintu tanpa terdengar suara motornya. Saya menjadi heran, sebelum keheranan saya terjawab dia bilang kita naik mobil saja. Yaa...saya sih tidak ada masalah, hanya pakai mobil tentu bensin yang dipakai agak lebih banyak. Akhirnya kami pun berangkat dan tentu menjemput dulu temannya Gunawan. Selama perjalanan untuk menjemput temannya saya jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya temannya Gunawan, jangan-jangan cewek?. He-he...ternyata memang benar, temannya yang dijemput adalah cewek yang saya perkirakan sebelumnya. Dengan fakta ini, maka otak pun berputar-putar mencari kemungkinan-kemungkinan siapa sebenarnya cewek ini? Ha-ha....
Singkat cerita, cewek jemputan Gunawan ini, rupanya adalah cewek idamannya Gunawan. Hingga fotonya pun terpampang di meja kerjanya di kantor, sehingga semua orang ketika meeting rutin melihatnya dan tentu menjadi bahan candaan semua orang yang hadir. Gunawan mah hanya tertawa-tertiwi saja dijadikan bahan olokan teman-temannya. Yang beruntung bagi saya, setelah pertemuan di jemputan itu, eee....saya ketemu di suatu acara yang sang cewek idaman Gunawan pun ada di situ, sehingga sempat ngobrol sebentar dan kemudian si Gunawan disuruh juga datang ke acara itu untuk bicara-bicara sama saya.
Entah karena sepertinya saya sudah akrab dengan cewek idaman Gunawan, Gunawan suatu saat menyampaikan ke saya untuk bersedia menemani acara lamaran pada bulan Juli yang akan datang! Ups...wahh cepet banget, saya bilang. Dia bilang, memang ceweknya tidak ingin jangan lama-lama. Saya lihat memang, dua-duanya sudah cukup umur untuk melangsungkan pernikahan. Saya pun hanya bilang insya Allah, karena belum ada rencana yang lain.
Beberapa minggu kemudian, malam itu saya menerima sms dari Lisa. Dia menanyakan kabar tentang saya, disambung dengan kata-kata, "tidak tahu kenapa tiba-tiba saya ingat sama bapak." Saya pun jawab smsnya dengan kabar baik mengenai kondisi saya dan keluarga. Di Sela-sela dialog sms itu, saya sampaikan berita bahwa si Gunawan mau menikah. Sebenarnya maksud saya disamping memberitakan itu saya ingin tahu apakah si Gunawan juga sudah sampaikan sama si Lisa. Tetapi ternyata jawaban dari Lisa adalah bahwa berita dari saya merupakan suatu yang surprise baginya. Berarti bahwa si Gunawan tidak memberitahukan kabar dia mau menikah ke Lisa. Lisa menambahkan bahwa cepet banget si Gunawan mau menikah, dulu dengan saya sampai nunggu lima tahun untuk menikah dan itu pun gagal. Saya tanya gagal bagaimana? Ditanya begitu akhirnya si Lisa mau mengemukakan hubungannya selama ini dengan Gunawan. Dia bilang saya sudah dianggap sebagai orangtuanya juga. Hiks!
Lisa pun melanjutkan ceritanya, Pernikahannya gagal karena Gunawan selingkuh dengan pacarnya, yang luar biasa adalah lima hari sebelum tanggal pernikahan mereka. Mendengar ini saya kaget luar biasa. Masya Sih? Lisa bilang, iyaa...lima hari sebelum tanggal pernikahan berlangsung. Gunawan lari ke rumah ceweknya yang lain. Saya bilang, kalau lima hari berarti sudah ada persiapan untuk acara, undangan sudah tersebar dan lain sebagainya. Lisa bilang, itulah Pak, yang beruntung saya punya orangtua yang sabar sekali, saya temani orangtua saya untuk menerima tamu yang terlanjur datang. Saya tanya, bagaimana dengan keluarganya Gunawan apa datang atau tidak? Ini saya tanyakan karena Gunawan berasal dari daerah lain yang jauh dari kampungnya Lisa. Lisa bilang, datang pada hari H nya, tetapi ketika diterangkan kondisinya justru orangtua Gunawan marah-marah dan seolah-olah menyalahi kami. Tapi orangtua saya sabar menerima itu. waahhh....saya habis-habisan, saya tanggulangi sendiri semua biaya, catering, dekorasi dan lain-lainnya. Tabungan saya habiiissss, Pak!!
Waaaddduuuhhhhh.......saya geleng-geleng kepala, kenapa begini si Gunawan ini! Saya kira cerita seperti ini hanya ada di sinetron, tetapi terjadi pada teman saya. Dan yang luar biasa adalah sikap si Lisa setelah kejadian itu, seperti tidak meninggalkan bekas yang luar biasa di hatinya. Hubungan dia dengan Gunawan selama sebelum menyelesaikan kontraknya sangat akrab sekali dan tidak ada tanda-tanda permusuhan. Jadi waktu saya tanya kenapa mau bekerja bersamaan di tempat yang sama. Dia bilang kasihan setelah si Gunawan cari kerja hingga ditawarkan untuk kerja di tempat yang sama!!! Teman-teman yang lain yang tahu kejadian ini juga heran kenapa dia mau menerimanya bekerja di tempat itu. Si Lisa ini benar-benar punya hati yang luar biasa hebatnya. Dia pun tutupi kejadian yang lalu kepada orang-orang yang tidak tahu masalahnya, entah kenapa akhirnya dia cerita pada saya, apakah karena seperti yang disampaikannya sudah menganggap saya sebagai orangtuanya!!!
OK Lisa, saya doakan engkau mendapatkan rizki seorang suami yang lebih lebih hebat lagi dan tentu rizki kemudahan dalam hidup ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar