Senin, 06 Juli 2015

Dakwah ala preman pensiun

Untuk waktu Indonesia bagian tengah, menjelang buka dan menjelang menunggu sholat Isya dan tarawih, para penonton televisi disuguhi sinetron Preman Pensiun dari RCTI. Rupanya di cerita sinetron tersebut, yang bercerita tentang seluk beluk, sepak terjang dan kehidupan dari para preman dengan erbgai profesinya, juga menyelaraskan dengan kondisi umat islam saat ini yang sedang melaksanakan ibadah puasa. Digambarkan bahwa para preman itu pun, mulai dari bos hingga anak buah melaksanakan puasa, dengan segala tuntutannya, seperti tidak boleh marah, tidak boleh memukul, tentu juga melaksanakan sholat.

Saya sendiri juga tidak yakin bahwa kondisi sebenarnya seperti itu, tetapi besar harapan saya dan tentunya umumnya banyak orang bahwa para preman itu yaa seperti itulah. Tidak mabok-mabokan, berjudi, tawuran, malak, dan lain sebagainya yang meresahkan masyarakat kebanyakan. Walau digambarkan di sinetron itu adanya persaingan antar geng atau kelompok preman, tetapi tidak terjadi gesekan yang luar biasa seperti yang kita lihat dikehidupan sebenarnya.

Meskipun genrenya adalah komedi dengan latar belakang budaya sunda (lokasinya di bandung, musik pengiringnya musik tradisional dan dialeknya sunda banget), tetapi setidaknya dakwah ala Preman Pensiun ini membawakan angin segar bagi masyarakat pada umumnya yang sedang berada dalam bulan suci ramadhan ini. Bahwa seorang preman pun yang kerjanya menjaga keamanan suatu daerah (pasar, terminal dll) tetap melaksanakan puasa, sholat dan kebaikan lainnya. Arti lebih jauhnya bahwa mereka masih memikirkan akan kehidupan kelak setelah kehidupan di dunia ini.

Rasa miris ketika semua orang berusaha untuk berbuat kebaikan demi kehidupan di kemudian hari setelah kematian kita, saya banyak mendapatkan info bahwa sudah banyak keluarga yang sudah tidak melaksanakan puasa lagi (bukan satu dua orang, tetapi sekeluarga padahal mereka mengaku orang Islam). Atau saya mendengar ada anak pengajian yang tidak bisa puasa padahal dia ingin sekali puasa karena orangtuanya sudah tidak puasa dan tidak bangun sahur. Apalagi beberapa terakhir ini saya sudah banyak melihat orang dewasa sudah tidak ada rasa malunya untuk merokok dan makan makanan di muka umum. Tetapi kadang juga membuat kita heran adalah mereka pun sibuk untuk mencari pakaian baru dan menyiapkan makanan yang enak di hari Idul Fitri nanti. Na'udzubillahi min dzalika

Semoga kita masih tetap berada dalam jalur yang benar yang ditunjukan dan diridloi oleh Allah swt.

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akherat. di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Fushshilat ayat 30-32)

Tidak ada komentar: