Sabtu, 11 Juli 2015

Tetes air

Rasanya saya masih ingat dengan kumpulan air seperti tetesan air yang ada di permukaan kulit itu. Boleh jadi itu cukup mengganggu dari segi estetika, tetapi itu boleh jadi merupakan ciri khas tersendiri. Ingin rasanya untuk menghapusnya dengan selembar tisue, tetapi tidak elok kelihatannya karena itu bukan wilayah kekuasaan dan kewenangan saya. Walau bisa saja saya ungkapkan untuk itu dengan kata-kata yang santun, tetapi itu pun juga akhirnya tidak keluar dari tenggorokan saya. Hiks

Tetapi kalau hanya sekedar untuk menghilangkannya, kita juga bisa mengandalkan ilmu fisika yaitu dimana suhu di sekitar meningkat maka akan terjadi proses penguapan sehingga tetesan air layaknya embun yang menempel di dedaunan ketika pagi pun akan hilang dari pandangan. Dari air berubah kembali menjadi udara. Subhanallah. Proses itu sebenarnya juga adalah bisa merupakan proses bolak-balik dimana udara menjadi tetesan air karena proses pengembunan karena terjadi perbedaan suhu udara.

Kejadian seperti ini bisa kita lihat di sekitar kita sehari-hari. Salah satunya, di kaca mobil yang sedang terkena air hujan biasa nampak embun muncul di sisi dalam. Atau di sisi luar ketika malam hari dan di dalam mobil difungsikan AC (pendingin udara). Saya jadi ingat ketika Dosen saya menerangkan tentang metode untuk menghindari penyakit atau masalah yang menyerang daun-daun teh karena suhu yang sangat dingin yaitu justru dengan menyemprotkan air ke permukaan daun. Air yang ada di permukaan daun akan menjadi dingin atau bahkan membeku, proses air menjadi dingin akan mengeluarkan kalori (panas) yang ada di air dan diserap oleh daun-daun teh. ckckck....perkebunan teh yang luas, kalau pakai teknologi ini berapa biaya yang harus dikeluarkan ya?

Dibalik semua itu, tercermin kekuasaan Allah swt atas segala sesuatu sebagai nikmat yang Allah swt berikan untuk kita. Dan kewajiban manusia untuk mengungkapkannya demi untuk kemudahan hidupnya, dan tentunya setelah semua itu terungkap, tiada lain kata syukur dan permohonan ampunan layak dipanjatkan kepada-Nya. "Robbana ma kholaqtana ha dza bathilan, subhanaka faqina 'adzabannar" (Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari adzab neraka"

Tidak ada komentar: