Layaknya induk ayam yang sudah mengerami telornya selama 21 hari, dia pun harus keluar sarangnya. Mungkin ada kejengahan dalam dirinya, setelah asyik masyuk dalam dunia pengeraman kemudian kembali dia harus menghadapi dunia persilatan di luar sarang sana. Bukan hanya wajah-wajah dan lingkungan yang sudah dikenalinya tetapi boleh jadi juga muka-muka baru dan suasana baru yang akan dia hadapi, terlebih lagi dari semua itu dia pun harus menjaga dan membimbing kekayaan jiwanya yang dia pupuk selama 21 hari itu, anak-anak ayam yang genit, yang gesit, yang kolokan dan caleda (cerewet, bawel dan sejenisnya). sehingga tidak terkotori manisnya rayuan sang penipu.
Tetapi memang itu tugas kehidupan, yang menuntutnya untuk maju mengembangkan akal dan nurani yang suci, bukan menjadi budak nafsu yang menjerumuskan.
Untuk itu, kaki pun siap untuk melangkah, dengan nama Sang Penggerak Kehidupan itu sendiri! Smoga.....Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar