30 hari puasa wajib dan 6 hari puasa sunnah di bulan syawal, boleh jadi -sangat terasa- bahwa 6 hari lebih berat dari 30 hari. Apalagi kalau dalam fikiran kita sudah terpatri bahwa yang 6 hari itu adalah sunnah (sunnah jiii.....) dan kemudian ditambah suasana sekeliling kita tidak seperti di bulan puasa ramadhan, dimana aura ibadahnya sangat terasa dan faktor-faktor lainnya seperti makanan yang tidak nampak dihadapan kita.
yyaaa...kalau melihat ke sisi itu kelihatannya seperti manusiawi. Apalagi kalau kita berfikiran bahwa sunnah itu dikerjakan dapat pahala dan tidak dikerjakan tidak apa-apa, apalagi dikombinasikan dengan kondisi keliling kita yang tidak kondusif, pasti semangat untuk berpuasa di bulan syawal ini sedikit kendor, terlepas dari iming-iming pahala setahun yang akan kita dapat. Tetapi justru disitulah pointnya dari sebuah perintah dari Allah swt. Ketika di perintahkan untuk berpuasa wajib di bulan Ramadhan supaya kita menjadi orang-orang yang bertaqwa, terminologi bertaqwa bukan hanya sebatas sampai idul fitri saja. Ramadhan sebagai bulan menempaan diri dan keimanan kita, harus berlanjut di bulan-bulan berikutnya. Apalagi kalau kita melihat makna arti dari syawal itu sendiri, yaitu peningkatan. 6 hari dalam hitungan memang lebih sedikit dari 30 hari, tetapi 6 hari menjadi pelengkap untuk 30 hari itu sehingga itu menjadi sempurna!
Walau terasa berat secara manusiawi tetapi akan mmenjadi ringan ketika semangat taqwa ada dalam qolbu kita. Ayo...kita pertahankan bahwa kemenangan yang kita dapatkan di bulan Ramadhan (insya Allah) akan kita lanjutkan di bulan Syawal ini. Tidak hanya puasanya saja tentu rentetat ibadah di bulan Ramadhan bisa kita lanjutkan, seperti memakmurkan masjid dengan shalat berjamaahnya, shodaqohnya dan lain sebagainya. Insya Allah apa akan kita lakukan untuk kepentingan akherat nanti ini tidak akan sia-sia selama itu dilandaskan pada keimanan kepada Allah swt. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar