Setelah pohon lengkeng pingpong di halaman rumah mati padahal baru saja berbuah untuk pertama kalinya, mainan berikutnya untuk tanaman buah-buahan di depan rumah adalah pohon rambutan yang berdampingan dengan pohon nangka. Kedua-duanya adalah pohon yang ditanam dari biji. Sengaja saya tanam begitu karena saya berharap pohon ini tumbuh tinggi dan berfungsi sebagai peneduh dari sinar matahari, apalagi kalau sore hari, dimana rumah saya menghadap ke arah barat jadi otomatis menjelang sore terasa rumah tambah panas.
Kedua pohon itu tumbuh menjulang tinggi dan sudah mencapai atap rumah. Karena masih berumur muda dan menjulang tinggi terlihat kalau manusia seperti orang yang berperawakan kurus. Dengan diameter batang masih sekitar 4-5 centimeter dan dengan percabangan yang kurang, jadi kelihatannya seperti tidak seimbang. Yang lucu adalah titik tanam kedua pohon ini hampir dalam satu tempat, jadi dua-duanya tumbuh ke atas saling berselang seling. Yang tidak tahu mengenai ini harus lebih fokus untuk bisa membedakan di antara keduanya. Hal ini bisa terlihat dari bentuk daunnya yang berbeda.
Kalau tidak salah awal bulan ramadhan ini, saya memutuskan untuk memupuk kembali kedua pohon ini. Karena saya lihat sepertinya tidak ada pertumbuhan dari kedua pohon. Saya sadari juga karena seingat saya sudah begitu lama tidak memupuknya, apalagi saat ini musim kemarau sedang berlangsung dengan panasnya. Plus, tempat tanam kedua pohon ini adalah tanah timbunan yang kemungkinan kandungan hara di dalam tanahnya sangat kurang.
Saya pun mengambil pupuk organik dengan merek NASA untuk menyuburkan tanah. Karena bentuknya seperti pasta, saya pun remas-remas di dalam seember air supaya larut dan mudah menyerap ke dalam tanah. Saya tidak pakai dosis tertentu untuk pemupukan ini, maunya banyak saja. Karena pupuk organik tidak menjadi masalah kalau dosis berlebihan. Setelah tercampur dengan baik saya siramkan campuran air dan pupuk tersebut di sekeliling batang kedua pohon.
Beberapa hari kemudian pengaruh dari pupuk mulai terlihat di pohon rambutan. Di ujung-ujung dahan muncul tunas baru dengan daun hijau mudanya. weleh-weleh, suenengnya hati ini. Tempat cuci mata yang luar biasa dibandingkan di mall-mall yang ada di kota. Saya pun berharap pada pohon nangka dengan gejala yang sama. Bagaimana pun dengan tumbuh tunas baru maka pohon akan semakin rindang dan semakin tinggi.
Ditunggu-tunggu rupanya tidak datang di pohon nangka, tetapi eehhh....yang muncul adalah kelopak-kelopak bunga untuk munculnya buah nangka. Sebenarnya dari dulu pohon nangka ini sudah muncul bunga yang menjadi buah, tetapi ketika buahnya sebesar jari jempol langsung jatuh ke tanah. Istri saya selalu melaporkan kejadian itu, tapi saya tanggapi biasa saja karena waktu itu batang utamanya saja masih sangat kecil. Apalagi saya tidak bisa membayangkan kalau buah nangka itu jadi membesar dan batangnya tidak mampu menahan beban buah nangka tersebut. Saya malah berfikir bahwa itu sementara belajar berbuah.
Tetapi kali ini, banyak sekali kelopak bunga yang menjadi bakal buah. Ahhhh....saya pun berharap bahwa ada buahnya yang membesar dan bisa dirasakan manisnya buah nangka oleh seisi rumah, seperti dulu pohon lengkeng yang berbuah untuk yang pertama kali sekaligus yang terakhir kalinya. Hiks. Namun saya tidak berharap bahwa buah nangka kali ini kalau pun bisa dirasakan manisnya bukanlah yang terakhir kalinya berbuah. Mudah-mudahan. Amin
Dan mudah-mudahan kalau sudah bisa dipanen buah nangkanya, para pemirsa blog juga bisa merasakan manisnya lewat blog ini juga he-he...Insya Allah. Mohon doanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar