Sabtu, 29 Agustus 2015

ABU BAKAR RA



Biasa disandingkan dengan Ash Shiddiq di belakang namanya, yang berarti yang selalu membenarkan perkataan Rasulullah saw, diawal dan selama perjuangan beliau saw hingga akhir hayatnya. Yang kadang sesuatu yang tidak masuk akal sekalipun, tetapi kalau itu keluar dari perkataan Muhammad bin Abdullah, maka Abu Bakar akan membenarkannya. Sehingga penamaan ash-Shiddiq bagi Abu Bakar yang bernama asli ‘Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr (Fihr ini tidak lain adalah Quraisy), menjadi catatan sendiri bagi sahabat ‘Ali bin Abi Thalib ra dengan menyatakan, “Allah swt yang menurunkan nama untuk Abu Bakar dari langit, yaitu Ash-Shiddiq.” Ali ra sendiri bersumpah akan pernyataannya ini. (HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabiir (1/155), Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutkannya juga dalam Fathul Baari (VII/11), dan ia berkata, “Para perawinya tsiqah.” dalam Utsman bin Muhammad al-Khamis).

Abu Bakar ash-Shiddiq ra lah orang yang awal masuk Islam, yang mendampingi Rasulullah saw dalam usaha menegakkan kalimat tauhid dari gempuran kaum musyrikin Quraisy, yang menemani Rasulullah saw di dalam goa ketika hijrah sehingga diabadikan dalam Al-Quran, yang tidak peduli dengan hartanya sehingga disedekahkan untuk perjuangan Rasulullah saw, yang tidak peduli dengan jiwanya bahkan keluarganya sehingga dia istiqomah mendampingi dan membela Rasulullah saw bagaimana pun sulitnya. Hingga Abu Bakar ash-Shiddiq ra lah yang membenarkan ketika Rasulullah saw meninggal dunia, dan menyadarkan orang-orang dengan perkataannya, “Siapa saja di antara kalian yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwasanya Muhammad telah meninggal. Dan, siapa saja di antara kalian yang menyembah Allah, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Hidup, tidak pernah mati.” Kemudian Abu Bakar ash-Shiddiq ra membacakan firman Allah swt :

“Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad?) Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan member balasan kepada orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran ayat 144)

Sudah umum bagi manusia, ada yang suka dan tidak suka dengan berbagai alasan yang benar maupun tidak benar, begitu pula dengan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Karena kebangsawanannya, karena hartawannya, karena kedermawannya, karena perniagaannya, karena keluarganya, apalagi karena kedekatannya dengan Rasulullah saw, sehingga Rasulullah saw menempatkannya sebagai orang yang paling dicintainya dari kalangan laki-laki pada waktu itu. Apalagi ketika Abu Bakar ash-Shiddiq ra menerima mandat sebagai pemimpin penerus Rasulullah saw (walau Rasulullah saw sendiri sudah memberikan signal arah kepemimpinan setelah beliau wafat!), hingga mereka yang tidak suka melontarkan syair-syiarnya :

Kami taati Rasulullah selama beliau hidup di tengah sini
Wahai para hamba Allah, kenapa dengan Abu Bakar?
Apakah beliau mewariskan pimpinan padanya setekah wafatnya?
Demikian itu, demi Allah, tergolong kebinasaan

Ketidaksukaan mereka dinampakkannya dengan murtad dari agama Allah hingga ada yang mendeklarasikan diri sebagai nabi-nabi palsu. Tetapi mereka berani menanggung resikonya dengan face to face dengan Abu Bakar ash-Shiddiq ra dan orang-orang yang tetap istiqomah di dalam Islam dengan pedang-pedang mereka, dengan dua pilihan bertaubat atau mati dalam kebodohan dan kekafiran mereka.

Tetapi malang bagi Abu Bakar ash-Shidiiq ra, orang-orang bodoh dan sesat itu beranak pinak hingga hari ini, ketika Abu Bakar ash-Shiddiq ra sudah berbaring tenang di samping Rasulullah saw di makamnya Madinah, ketika Islam sudah dibawanya ke Syam di Utara dan Irak di Timur dengan barisan angkatan perangnya yang gagah berani sebagai penerus misi Rasulullah saw menebarkan Islam yang Rahmatan lil’alamin. Ketika para koleganya, Umar bin Al-Khathab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib ra dan para shalih setelahnya meneruskan panji-panji Islam yang dibawa Rasulullah saw menyebar seantero bumi, caci maki terhadap Abu Bakar ash-Shiddiq ra (beserta yang lainnya) dan penentangan berupa kekafiran masih diterimanya baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi bahkan dalam kasalehan perilaku sehingga mengecoh layaknya kaum munafik pada masa Rasulullah saw :

“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman” Tetapi apabila mereka kembali kepada syietan-syeitan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok” (QS Al-Baqarah ayat 14)

Allah swt, Maha Kuasa, Maha Adil, boleh jadi ini ujian keimanan bagi kita, yang menempatkan diri di bawah panji-panji Islam yang dibawa Rasulullah saw dan berada dibelakang barisan Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin al-Khathab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib ra beserta para shalihin hingga akhir zaman, untuk tetap memerangi mereka sehingga mereka bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Atau kalau tidak mau bertaubat, di atas tetesan air mata kami atas penderitaan perjuangan Rasulullah saw, Abu Bakar ash-Shiddiq ra dan yang lainnya, KAMI KUTUK KALIAN SEMUA! DAN SEMOGA ALLAH SWT MEMBALAS CACI MAKI DAN PENGKAFIRAN KALIAN DENGAN PEMBALASAN YANG LEBIH HINA LAGI BAIK DI DUNIA INI MAUPUN DI AKHERAT KELAK!!!

Tidak ada komentar: