Senin, 10 Agustus 2015

Dalam Kasus ini, Putih bukanlah Suci!

Beberapa hari terakhir dan juga beberapa hari ke depan (insya Allah) kita semua akan diakrabi dengan warna-warna merah dan putih di setiap pojok dalam aktifitas kita, mulai dari bendera, asesoris, umbul-umbul, busana, hingga makanan (ingat ada bubur merah dan bubur putih!). Hal itu terjadi karena kita bangsa indonesia sedang memperingati hari kemerdekaan yang ke 70.

Kita semua tahu bahwa Merah-Putih adalah bendera kita semua. Merah melambangkan berani dan Putih melambangkan kesucian. Mendengar uraian ini, saya jadi teringat pada diri saya sendiri bahwa putih tidak selalu melambangkan kesucian.

Selama bulan puasa kemarin saya tidak pernah pergi keluar kota, keluar rumah pun kalau perlu sekali. Tanpa saya sadari boleh jadi karena hal itu pula sobat saya, pak Sulaiman Cule berkata sewaktu melihat saya ketika bertemu dengannya beberapa hari setelah Idul Fitri, "weehhh, tambah putih saja!" Ups! terus terang saya agak gelagapan menerima pernyataan itu, untuk menenangkan situasi saya pun menjawab, "Sebulan lebih saya tidak pernah kemana-mana, kalau pun keluar rumah hanya sebentar saja!"

Tetapi bagaimana pun menjadi putihnya kulit wajah saya, walaupun karena mengeram selama bulan ramadhan bukanlah menunjukkan bahwa saya menjadi suci, karena saya menyadari bagaimana bagi orang yang kulitnya yang berwarna hitam, legam lagi? seperti kemudian datang teman lain bergabung dengan kita malam itu, Oskar Namaku. Saya kaget melihatnya hingga berseru, "Kenapa menjadi hitam sekali kulitmu?" Beliau bilang, "Tidak tahu juga, karena hari-hari terakhir tidak pernah (jarang) keluar rumah juga".

Jadi, putihnya saya waktu itu (sekarang sih sudah mulai hitam lagi) dan hitamnya Oskar Namaku pada waktu itu (sekarang sih masih tetep hitam, ngkalee!) bukan menunjukkan Suci atau Tidak Sucinya seseorang. Jangan bangga dan kuatir bagi orang yang berkulit putih dan bagi orang yang berkulit hitam, karena Kesucian itu terletak pada hati kita semua bukan pada warna kulit.

(maafkan daku Oskar Namaku, dikau daku jadikan model dalam tulisan daku! Hiks)

Tidak ada komentar: